10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016 (part 5)




Hasil gambar untuk djmag



Alright, pada postingan kali ini, saya akan kembali berbagi informasi seputar dunia musik, lebih tepatnya dunia musik elektronik atau dikenal sebagai EDM (Electronic Dance Music). Dan, postingan kali ini adalah bagian terakhir dari postingan saya tentang 10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016. Untuk part-part sebelumnya bisa dibaca di inilahblognyaraihan.blogspot.co.id.

Kita sudah melihat siapa saja DJ yang sukses masuk dalam 10 besar dalam polling DJMag tahun 2016. Mulai dari peringkat 10 hingga peringkat 2. Harus diakui, bahwa mereka telah menampilkan pertunjukan terbaik sepanjang tahun, dan meningkatkan popularitas dan interaksi mereka dengan para penggemarnya, sehingga mereka pantas berada di jajaran daftar DJ terbaik.

Siapa DJ terbaik untuk tahun 2016? Tentunya banyak yang membuat prediksi atas pertanyaan ini. Mungkinkah Dimitri Vegas & Like Mike, kakak-beradik berkebangsaan Belgia, akan mempertahankan gelar ini? Atau mungkin Hardwell yang akan merebut kembali tahta tersebut? Atau barangkali justru salah satu dari trio DJ senior Armin van Buuren, Tiesto, atau David Guetta yang berhasil mengembalikan kejayaan sebagai DJ paling jago di muka Bumi ini.

Akan tetapi, semua prediksi itu terpatahkan oleh kemunculan seorang DJ asal Belanda yang usianya masih sangat muda, bahkan usianya dengan usia Hardwell berselisih hampir 10 tahun dan dengan usia David Guetta terpaut hampir 30 tahun! Memang benar, pada tahun 2015, ia sudah mengokohkan posisinya di 3 besar. Namun, siapa sangka dia benar-benar berhasil mengunci gelar DJ terbaik dunia musim 2016?

Dan, dia adalah....


1. Martin Garrix



Hasil gambar untuk martin garrixHasil gambar untuk martin garrix logo



Nama asli: Martin Gerard Garritjsen
Tanggal lahir: 14 Mei 1996 (umur 21)
Tahun aktif: 2012 - sekarang
Peringkat 2014 – 2016: 4, 3, 1
Peringkat puncak: 1 (diraih pada 2016)
Pemilik peringkat sebelumnya : Dimitri Vegas & Like Mike (merelakan predikat DJ terbaik, turun ke peringkat 2)

Dialah DJ terbaik untuk tahun 2016, Martin Garrix! Di usia 20 tahun, ia memecahkan rekor sebagai DJ termuda yang meraih predikat DJ terbaik dunia. Ketika diwawancarai oleh wartawan DJMag, Garrix bahkan mengaku tidak percaya bisa mendapatkan predikat DJ terbaik dunia.

Garrix mulai bermain gitar pada usia 8 tahun, namun ia menyatakan ketertarikannya menjadi DJ setelah melihat penampilan Tiësto di Olympic Games di Athens. Ia tertarik dengan lagu berjudul “Traffic” yang dimainkan Tiësto, dan itu membuatnya men-download bermacam software dan mulai meng-compose lagu. Tahun 2013 ia lulus dari Herman Brood Academy, dan pada tahun yang sama ia menciptakan “Animals” di kamar tidurnya.

Pada awal karirnya, Garrix berada di bawah naungan Spinnin’ Records, namun karena ada beberapa masalah, ia memutuskan untuk keluar dan mendirikan label rekaman sendiri, STMPD RCRDS (dibaca Stamped Records). Lagu terakhir yang ia rilis lewat Spinnin’ Records berjudul “Bouncybob” yang diproduksi bersama Justin Mylo dan Mesto. Sedangkan lagu pertamanya yang ia rilis lewat STMPD RCRDS berjudul “Now That I’ve Found You”.

Setahun berkarir, Garrix langsung memasuki list top 100 DJ versi DJMag, tepatnya di peringkat 40. Tidak butuh waktu lama, cukup 3 tahun lagi bagi Garrix untuk menerima penghargaan DJ terbaik dunia. Pencapaian luar biasa untuk Garrix di usianya yang masih sangat belia.

Setelah merilis lagu “In The Name of Love” yang menampilkan Bebe Rexha, Garrix sempat diisukan akan pindah genre secara drastis ke pop. Tetapi Garrix membantah dengan mengatakan bahwa lagu tersebut bergenre future bass. Dengan keterangan tersebut, dan dirilisnya extended play berjudul "Seven" yang merupakan “hadiah” dari Garrix untuk para penggemarnya dan semua orang yang telah mendukungnya menjadi DJ terbaik dunia, desas-desus tentang isu tersebut pun mereda. Namun isu tersebut kembali mencuat setelah tahun ini Garrix merilis “Scared To Be Lonely” bersama penyanyi Dua Lipa. Tapi Garrix kembali menyangkal dan mengatakan bahwa lagu ini juga bergenre future bass, dan lagu ini memang dibuat sebagai lanjutan dari “In The Name of Love”. Untuk menegaskan bahwa ia tidak “melenceng” dari jalur EDM, ia menciptakan “Byte” bersama Brooks.

Selain dua lagu yang disebut terakhir, tahun ini Garrix telah merilis “There For You” bersama Troye Sivan dan “Pizza”. Dengan sekumpulan karya terbaru ini, dapatkah Garrix mempertahankan gelarnya selaku DJ terbaik dunia tahun ini? Semoga saja.

Bravo, Martin Garrix. Kita tunggu saja hasil polling tahun ini, yang akan dirilis pada bulan Oktober. Sebagai bonus, saya berikan link ke music video lagu-lagu Garrix yang sudah rilis sepanjang tahun ini.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

[My College Story Part 2] Review Perkuliahan Semester 1

10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016 (Part 2)

[My College Story Part 0] Random Dulu Yak