10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016 (part 4)




Hasil gambar untuk djmag



Pada postingan kali ini, saya akan kembali berbagi informasi seputar dunia musik, lebih tepatnya dunia musik elektronik atau dikenal sebagai EDM (Electronic Dance Music). Postingan kali ini melanjutkan dari postingan saya sebelumnya, 10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016 (Part 3), yang bisa dilihat di inilahblognyaraihan.blogspot.co.id.

Langsung saja, siapakah yang menduduki peringkat 4, 3, dan 2?



4. Armin van Buuren



Hasil gambar untuk armin van buuren



Nama asli: Armin van Buuren
Tanggal lahir: 25 Des 1976 (umur 40)
Tahun aktif: 1996 - sekarang
Peringkat 2014 – 2016: 3, 4, 4
Peringkat puncak: 1 (diraih pada periode 2007 – 2010 & 2012)
Pemilik peringkat sebelumnya : -

Armin van Buuren, atau cukup kita sebut Armin di sini, bisa dibilang merupakan jagonya genre trance dan raja DJ sesungguhnya. Meski ia bisa dibilang masih kalah soal pengalaman dengan Carl Cox, Paul van Dyk, atau malah Tiësto (Armin sudah ada di daftar top 100 DJ selama 16 tahun, sedangkan Tiësto 17 tahun, dan dua DJ yang pertama disebut sudah 20 tahun), tapi kenyataan menunjukkan Armin adalah peraih gelar DJ terbaik dunia versi DJMag terbanyak, yakni 5 kali. Bahkan, 4 diantaranya diraih secara berturut-turut! Dan, 15 tahun terakhir dihabiskannya di 5 besar. Sementara, selama periode 2003 – 2014, ia tak pernah keluar dari 3 besar.

Sampai saat ini, lagu yang dianggap paling berhasil membawanya pada kesuksesan internasional berjudul “This Is What It Feels Like” yang menampilkan Trevor Guthrie, “Another You” yang menampilkan Mr. Probz, dan “In And Out of Love” yang menampilkan Sharon den Adel. Lagu yang disebut terakhir diciptakan tahun 2008 dan pada tahun ini, Armin me-remix ulang lagu tersebut. Armin juga pernah collab dengan Hardwell dalam “Off the Hook” dan W&W dalam “If It Ain’t Dutch”.

Armin memiliki label rekaman sendiri yang bernama Armind. Bersama Tiësto, ia membuat proyek tambahan: Major League – “Wonder Where You Are?” yang rilis lewat label Black Hole Recordings milik Tiësto dan Alibi – “Eternity” yang rilis lewat label Armind. Ia juga menjadi host untuk suatu siaran radio mingguan yang disebut “A State of Trance” sejak 2001. Saat ini, siaran tersebut sudah mencapai lebih dari 800 episode.



3. Hardwell



Hasil gambar untuk hardwell smiling



Nama asli: Robbert van de Corput
Tanggal lahir: 7 Jan 1988 (umur 29)
Tahun aktif: 2005 - sekarang
Peringkat 2014 – 2016: 1, 2, 3
Peringkat puncak: 1 (diraih pada periode 2013 – 2014)
Pemilik peringkat sebelumnya : Martin Garrix (naik dua peringkat)

Nama Hardwell diambil dari nama belakangnya, Corput. “Cor” berarti “heart” dan “Put” berarti “well”. Namun, Hardwell mengganti kata “heart” menjadi “hard”. Hardwell lahir pada tahun 1988 di Breda, Belanda, dan mulai mengambil kursus piano pada usia 4 tahun. Pada usia 12 tahun, ia memproduksi lagu pertamanya yang bergenre electro (padahal kala itu dia adalah seorang DJ hiphop seperti DJ Khaled). Ia sangat mengidolakan Tiësto, yang juga lahir di Breda.

Hardwell mulai dikenal secara internasional pada tahun 2008 melalui mashup-nya untuk lagu “Show Me Love vs Be”. “Show Me Love” merupakan lagu milik penyanyi Robin S., sedangkan “Be” adalah lagu milik produser Steve Angello bersama Laidback Luke. Kemudian lagu itu diresmikan oleh kedua produser yang disebut terakhir pada 2009 dengan judul “Show Be Love”. Pada tahun 2010, ia mendirikan label rekamannya, bernama Revealed Recordings. Beberapa DJ dan produser yang pernah merilis karyanya lewat label ini yakni dua temannya semasa kuliah, Dannic dan Dyro, W&W, Blasterjaxx, Ummet Ozcan, Showtek, Firebeatz, KSHMR, dan Lost Frequencies.

Hardwell sebenarnya adalah seorang DJ yang membawakan lagu-lagu ber-genre electro house. Misalnya saja “Follow Me” atau “Don’t Stop The Madness” (lagu terakhir diproduksi bersama W&W). Namun belakangan ini ia mulai menambah variasi genre-nya dengan memasukkan bass house (misalnya pada lagu “Party Till The Daylight”, yang dibuat untuk merayakan ulang tahunnya pada tahun ini) dan future bass (misalnya pada lagu “Creatures of The Night” yang menampilkan Austin Mahone).

Hardwell masuk list top 100 DJ pada tahun 2011 di peringkat 24. Kemudian ia berada di peringkat 6 pada tahun 2012, dan langsung memperoleh peringkat 1 untuk dua tahun berikutnya. Hardwell (dan Tiësto) adalah satu-satunya DJ yang mendapatkan peringkat 1 tanpa harus berada di 3 besar terlebih dahulu sejak polling DJMag dibuka untuk umum. Tahun 2015, Hardwell kalah jumlah suara dari Thivaios bersaudara, Dimitri Vegas & Like Mike, dan harus rela turun ke peringkat 2. Tahun 2016, Hardwell harus turun 1 peringkat lagi karena Martin Garrix menjadi DJ terbaik dunia. Sebelum Garrix, Hardwell adalah DJ termuda yang mendapat predikat DJ terbaik dunia pada usia 25 tahun. Sayangnya rekor itu kini direbut oleh Garrix, yang mendapat predikat DJ terbaik dunia pada usia 20 tahun. Namun Hardwell masih punya satu rekor lagi, yakni mendapat predikat DJ terbaik dunia secara back-to-back (2 tahun berturut-turut) pada usia 26 tahun. Dengan usia yang masih 21 tahun, mampukah Garrix mematahkan rekor yang satu ini? Kita lihat saja hasil voting DJMag tahun ini.



2. Dimitri Vegas & Like Mike



Hasil gambar untuk dimitri vegas & like mike



Nama asli: Dimitri Thivaios (Dimitri Vegas) [kiri], Michael Thivaios (Like Mike) [kanan]
Tanggal lahir: Dimitri: 16 Mei 1982 (umur 35); Michael: 2 Desember 1985 (umur 31)
Tahun aktif: 2007 - sekarang
Peringkat 2014 – 2016: 2, 1, 2
Peringkat puncak: 1 (diraih pada 2015)
Pemilik peringkat sebelumnya : Hardwell (turun satu peringkat)

Nama mereka berdua mungkin kurang familiar, tetapi sekali kita melihat aksi mereka di atas panggung, kita akan mengerti mengapa Thivaios bersaudara Dimitri dan Michael mendapatkan popularitas begitu cepat, dan memosisikan diri mereka di 3 besar untuk tiga tahun berturut-turut, di mana pada tahun 2015 mereka dianugerahi gelar DJ terbaik dunia.

Dimitri Vegas & Like Mike adalah dua bersaudara berkebangsaan Belgia, namun lahir di Yunani. Mereka punya label rekaman sendiri yang bernama Smash The House. Pertama kali masuk top 100 DJ versi DJMag pada 2011 di peringkat 79, dengan segera mereka mengembangkan performa untuk mengisi posisi 40 besar tahun berikutnya. Dua tahun setelahnya, mereka sudah duduk manis di posisi 2, dan tahun 2015 mereka dianugerahi gelar DJ terbaik dunia.

Lagu-lagu Dimitri Vegas & Like Mike yang paling dikenal antara lain “Mammoth” bersama Moguai, “Project T” bersama Sander van Doorn, dan “Tremor” bersama Martin Garrix. Tahun ini Dimitri Vegas & Like Mike collab dengan David Guetta dan penyanyi muda Kiiara dalam lagu mereka “Complicated”.



Nah, itulah tadi ulasan untuk 10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016 (Part 4). Lantas, siapa sih yang memegang predikat selaku DJ terbaik dunia tahun 2016 versi DJMag? Lanjut membaca ke Part 5 ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[My College Story Part 2] Review Perkuliahan Semester 1

10 DJ terbaik dunia versi top 100 DJMag poll edisi 2016 (Part 2)

[My College Story Part 0] Random Dulu Yak