Prediksi Top DJ dunia tahun 2018
Sudah cukup lama saya tidak menulis di blog dikarenakan kesibukan yang makin banyak. Kali ini saya sempatkan menulis lagi apa yang sudah saya pikir dan pertimbangkan sejak lama. Dengan makin banyaknya talenta-talenta baru yang bermunculan serta usaha dan performa yang semakin lit dari para DJ senior yang memang sudah punya nama di atas panggung dunia, bisa kita simpulkan bahwa dunia EDM kini semakin memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat dunia, termasuk Indonesia tentunya.
Misalnya saja pada 2008, Ismaya Live telah menyelenggarakan Blowfish Warehouse Project (dinamai begitu karena mengambil tempat di Blowfish Arena). Hiatus di tahun berikutnya kemudian kembali pada 2010 dengan tajuk baru "Djakarta Warehouse Project (DWP)". Hingga tahun 2017 lalu sudah ratusan DJ didatangkan dan setiap pagelaran selalu berjalan meriah, menunjukkan animo masyarakat terhadap percaturan EDM Indonesia dan dunia. Yang diundang pun kebanyakan DJ yang sudah sangat terkenal di dunia, mulai dari 2011 ada Bob Sinclar dan Roger Sanchez, di 2012 ada Avicii dan Calvin Harris, di 2013 ada David Guetta dan Gareth Emery, di 2014 ada Ferry Corsten dan Laidback Luke, di 2015 ada Andrew Rayel dan Jack Ü, di 2016 ada Alan Walker, Martin Garrix, Ummet Ozcan dan Yellow Claw, terakhir di 2017 ada Hardwell, Marshmello, R3hab dan Tiesto. Tahun 2018 ini sebagai pagelaran ke-10 kalinya, DWP direncanakan mengundang sejumlah nama besar lagi macam Afrojack, Armin van Buuren, Slushii, Whethan dan masih banyak lagi. Selain DWP ada juga Saga Bali yang baru diadakan pada 2017 lalu. Meski baru pertama kali namun undangan-undangannya cukup mengejutkan, sebut saja DJ Snake dan KSHMR. contoh berikutnya adalah situs topdj.id yang tahun ini telah merilis daftar 100 DJ top Indonesia.
Berbicara lagi mengenai DJ top, tak lama lagi hasil voting masyarakat dunia di DJMag akan diumumkan. Tapi sebelum kita semua mendengar pengumumannya, tak ada salahnya kalau kita diskusikan sedikit siapa yang akan menjadi DJ terbaik dunia. Apakah nama-nama yang sudah sering terdengar ataukah justru nama baru, mari kita bahas kemungkinan-kemungkinannya.
- Martin Garrix. Tak ada habisnya kalau mau membahas pemuda fenomenal satu ini. Bagaimanapun juga peluangnya untuk tetap kukuh di singgasana DJ terbaik dunia masih sangat besar jika melihat performa dan produktivitasnya sepanjang tahun ini. Hingga tulisan ini rilis, ia sudah merilis 5 lagu sebagai dirinya sendiri, 1 sebagai GRX dan 1 sebagai AREA21. Ia juga me-remix salah satu lagunya yang berjudul Ocean. Tahun ini ia kembali menjadi resident DJ at Ushuaia Ibiza setelah tahun lalu sempat di Hi Ibiza. Melihat popularitasnya saat ini, kemungkinan yang paling besar adalah ia tetap menduduki peringkat 1 tahun ini. Walaupun sebenarnya ada sedikit peluang Dimiti Vegas & Like Mike menggeser posisinya.
- Dimitri Vegas & Like Mike. Duo bersaudara yang kini tinggal di Belgia juga merilis banyak lagu dan tahun ini. Setiap collab yang mereka lakukan selalu dengan nama-nama besar yang memang sudah biasa mengisi daftar 100 DJ terbaik dunia, sebutlah collab dengan Hardwell berjudul Unity, dengan KSHMR berjudul OPA, atau dengan Steve Aoki berjudul We Are Legend. Mereka juga me-remake lagu lama mereka yakni Arcade dan Mammoth yang di-mashup menjadi Arcade Mammoth. Kemungkinan Dimitri Vegas & Like Mike dapat mengimbangi Martin Garrix dalam segala hal untuk bisa berada di peringkat 1. Barangkali satu-satunya yang belum dapat ditandingi adalah popularitas.
- Armin van Buuren. Senior trance satu ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bersaing dengan talenta-talenta muda yang terus bermunculan. Produktivitasnya tahun ini pun tidak berkurang, malah makin meningkat. Mungkin sudah susah bagi Armin untuk mendapatkan kembali peringkat 1, tetapi yang pasti saya bisa katakan bahwa Armin tidak akan terlempar dari 5 besar tahun ini.
- Hardwell. Saya rasa, Hardwell pasti merasakan sedikit keputusasaan saat mengetahui dirinya harus tersingkir dari 3 besar tahun lalu. Padahal dalam setahun ia merilis hampir 20 lagu! Tahun ini saja ia juga sudah merilis hampir 20 lagu lagi dan jumlah itu masih memungkinkan untuk bertambah. Apakah ini demi mengembalikan tahtanya selaku DJ terbaik dunia 4 tahun silam ataukah hanya untuk memenuhi kesukaannya membuat musik, tapi yang jelas hal ini sama sekali tidak bisa diabaikan. Tambah lagi diantara belasan lagu ini sama sekali tidak ada lagu yang tidak memuaskan, semuanya bagus dan sangat menunjukkan kekhasan seorang Hardwell. Menurut saya tidak adil rasanya jika tahun ini Hardwell harus turun peringkat lagi. Statistik menunjukkan bahwa sejak 2015 peringkat Hardwell selalu menurun secara konstan. Saya prediksikan Hardwell akan kembali ke 3 besar tahun ini.
- Tiesto. Disebut-sebut sebagai dewanya EDM tidak membuatnya tinggi hati, sebaliknya ia justru meningkatkan performa produktivitasnya untuk membuktikan bahwa julukan itu pantas disematkan padanya. Ia telah merilis lebih dari 5 lagu tahun ini, termasuk yang paling dikenal yang berjudul Jackie Chan. Dari awal melihat peringkat DJ versi DJMag pada 2014, saya merasa bahwa lima, eh, enam orang ini tidak bisa diganggu gugat posisinya di 5 besar, hehe. Apa Anda juga merasa begitu? Satu-satunya yang bisa merebut posisinya saat ini, menurut saya, adalah David Guetta.
- The Chainsmokers. Lagi-lagi dengan sangat mengejutkan mereka mengatrol posisi sampai-sampai mengalahkan para DJ senior macam David Guetta, Steve Aoki, dan Don Diablo. Saya tidak yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, tapi saya bisa bilang bahwa hal ini semata-mata karena popularitas dan album pertama mereka. Kalau saya boleh berpendapat, saya akan bilang bahwa sangat sedikit lagu-lagu mereka akhir-akhir ini yang benar-benar "EDM" dan saya tidak yakin mereka bisa mempertahankan posisi ini. Masih banyak DJ lain yang lebih layak berada di deretan ini.
- David Guetta. Ia cukup konsisten menguasai panggung dan dunia musik kendati usianya yang sudah kepala lima. Sempat collab dengan Martin Garrix, Sean Paul dan (lagi-lagi) Sia, saya pikir Guetta punya peluang kecil untuk mendapatkan posisi ke-5. Atau setidak-tidaknya, tidak lepas dari 8 besar.
- Afrojack. Tahun ini Afrojack akan datang ke Indonesia, meramaikan kemeriahan DWP X yang tadinya akan digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, dipindahkan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali. Beberapa waktu lalu ia baru saja merilis extended plays baru berjudul Press Play. Saya sendiri belum mencoba mendengarkan lagu-lagu yang ada di sana, tapi sepertinya akan cukup menarik. Saya rasa Afrojack tidak akan keluar dari 10 besar tahun ini.
- Steve Aoki. Sudah merilis beberapa karya baru tahun ini namun saya merasa ada yang berkurang darinya. Rasanya seperti kurang ngegas lagi. Apakah hanya perasaan saya, ataukah pembaca juga merasa begitu? Ada kemungkinan Aoki tersingkir dari 10 besar, digantikan oleh nama-nama seperti Don Diablo atau KSHMR, misalnya.
- Marshmello. DJ yang langsung dikenal dunia ini telah merilis album keduanya berjudul Joytime II, lanjutan dari album Joytime tahun 2016 lalu. Bersama Aoki, Tiesto, dan Hardwell, ia meramaikan pagelaran DWP 2017 lalu. Menurut saya Marshmello punya peluang besar untuk mengatrol posisinya meskipun mungkin tidak akan sampai ke 5 besar.
Baiklah sekian dulu tulisan saya. Mohon maaf saya tidak bisa menulis terlalu banyak untuk sekarang. Tetapi saya akan selalu mengusahakan menyempatkan diri menulis di blog ini jika ada waktu.
Komentar
Posting Komentar